Pengertian Morfem dan Jenis-jenis Morfem

Pengertian Morfem dan Jenis-jenis Morfem

Morfem ialah satuan gramatikal terkecil yang mempunyai arti.

Jenis- Jenis Morfem

1. MORFEM BEBAS

Morfem bebas ialah morfem yang dapat berdiri sendiri.

Contoh : rumah, pulang, jatuh, pergi, kota, senang, takut, gerak, ibu, ilmu, aku, kita, dan sebagainya.

Sebagai morfem bebas sebuah tuturan atau ucapan mengandung makna leksikal. Morfem bebas tersebut dapat berupa kata dasar, dapat juga berupa pokok kata.

Contoh :

a. Berupa kata dasar:

Kata-kata pulang, makan, ibu, saya, pergi, minum, tidur, dan sebagainya, merupakan kata dasar yang telah mengandung makna leksikal walaupun tidak dibentuk oleh unsur atau morfem lain. Dengan demikian sebuah morfem bebas dapat juga berupa morfem dasar atau kata dasar.

b. Berupa pokok kata:

Beberapa morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan/ucapan namun secara gramatik memiliki sifat kebebasan, disebut sebagai “pokok kata”.

Contoh: kata “berhenti” : terdiri atas dua morfem, yakni ber dan henti. Dalam ujaran/ tuturan biasa bentuk “henti” tidak pernah dipakai. Bentuk itu dinamakan pokok kata.

Contoh lain : temu, jabat, main, rangkak, juang, dan sebagainya.

2. MORFEM TERIKAT

Morfem terikat ialah morfem yang selalu melekat pada morfem lain.

Contoh : ber, ter, me, di, se, kan, per, an, kan, i, wan, man, wati, ke-an, pe-an, se-nya, dan sebagainya.

Morfem terikat baru mempunyai arti setelah mengikatkan diri pada morfem lain.

Contoh :

Morfem “ter” tidak mempunyai makna. Dalam kata “terjatuh” morfem “ter” baru mempunyai makna, terjatuh: morfem “ter” berarti tidak sengaja.

Morfem “ter” tidak mempunyai makna apa-apa sebelum mengikatkan diri pada morfem lain. Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini.

  • Sani terjatuh saat ke rumah Sinta.
  • Ali bersepeda ke sekolah.
  •  Usahanya mengalami kemunduran.

Selanjutnya morfem ter, ber, dan ke-an diebut morfem terikat. Dalam tata bahasa Indonesia selanjutnya morfem terikat disebut juga sebagai afiks. Dengan kata lain bahwa semua afiks merupakan morfem terikat.Morfem terikat terdiri atas afiks, yang meliputi:

a. Prefiks atau Awalan

Awalan (prefiks) adalah imbuhan yang dilekatkan di depan dasar (mungkin kata dasar, mungkin pula kata jadian) (Arifin dan Junaiyah, 2008: 6). Di dalam bahasa Indonesia terdapat awalan, yaitu ber, me, ter, se, di, per, pe, ke, dan lain-lain.

Contoh :

bersegi, persegi, bertinj, petinju

menggali, penggali, meninju, petinju

dilipat, ditiru, dilihat, tertawa

sedesa, setempat

b. Infiks atau Sisipan

Sisipan adalah imbuhan yang dilekatkan di tengah dasar (Arifin dan Junaiyah, 2008:6). Bahasa Indonesia memiliki empat buah sisipan, yaitu -el, -em, -er, dan –in seperti

getar geletar kelut kemelut

getar gemetar kerja kinerja

gigi gerigi

c. Sufiks atau Akhiran

Akhiran adalah imbuhan yang dilekatkan pada akhir dasar (Arifin dan Junaiyah, 2008:6). Bahasa Indonesia memiliki akhiran – i, -an, -kan, -nya. Karena adanya kontak dengan bahasa-bahasa lain, kini bahasa Indonesia juga memiliki afiks-afiks yang berasal dari bahasa asing: -wan, -wati, -at, -isme, -(is)asi, -logi, dan –tas.

Contoh :

ambil ambili, ambilkan, ambilan dunia duniawi

seni seniman naik naiknya

warta wartawan

d. Konfiks

Konfiks, lazim juga disebut imbuhan terbelah, adalah imbuhan yang dilekatkan sekaligus pada awal dan akhir dasar (Arifin dan Junaiyah, 2008:7). Konfiks harus diletakkan sekaligus pada dasar (harus mengapit dasar) karena konfiks merupakan imbuhan tunggal, yang tentu saja memiliki satu kesatuan bentuk dan satu kesatuan makna, seperti

– Konfiks ke-….-an pada keahlian, keutamaan, kegelisahan

– Konfiks pe-….-an, pada pengalaman, penataran penemuan

– Konfiks se-…..-nya pada seadanya, sebaiknya, sewajarnya

– Konfiks per-….-an pada perjuangan, pergaulan, pertemuan

– Konfiks per-….-kan pada pergolakkan, permalukan, permudahkan

– Konfiks diper-….-i pada diperbarui, diawali, dinaiki

– Konfiks ber-….-an pada berhamburan, berciuman, berpelukan.