PENGARUH MULTIKULTURAL TERHADAP KEHIDUPAN BERAGAMA. BERMASYARAKAT, BERNEGARA, DAN KEHIDUPAN GLOBAL

PENGARUH MULTIKULTURAL TERHADAP KEHIDUPAN BERAGAMA. BERMASYARAKAT, BERNEGARA, DAN KEHIDUPAN GLOBAL

Sebagaimana telah dijelaskan berdirinya negara indonesia dilatarbelakangi oleh masyarakat yang demikian majemuk, baik secara etnis geografis,kultural maupun religious.kita tidak dapat mengingkari sifat pluralistik bangsa. Kita perlu memberi tempat bagi berkembangnya kebudayaan suku bangsa dan kebudayaan agama yang dianut oleh warga negara indonesia.Masalah suku bangsa dan kesatuan-kesatuan nasional di indonesia telah menunjukan kepada kita bahwa suatu negara yang multietnik memerlukan suatu kebudayaan nasional untuk menginfestasikan peranan identitas nasional dan solidaritas nasional diantara warganya. Gagasan tentang kebudayaan nasional indonesia yang menyangkut kesadaran dan identitas sebagai suatu bangsa telah dirancang saat bangsa kita belum merdeka.

Manusia secara kodrat diciptakan sebagai mahluk hidup yang dibekali nilai harmoni.Perbedaan yang mewujud baik secara fisik ataupun mental, sebenarnya merupakan kehendak tuhan yang seharusnya dijadikan sebagai sebuah potensi untuk menciptakan sebuah kehidupan ynag menjungjung tinggi toleransi dikehidupan sehari-hari kebudayaan bangsa dan kebudayaan beragama bersama-sama dengan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara.Mewarisi perilaku dan kegiatan kita.Berbagai kebudayaan itu beriringan saling melengkapi bahkan mampu untuk salingf menyesuaikan (fleksibel) dalam kehidupan sehari-hari.Akan tetapi seringkali yang terjadi malah sebaliknya. Perbedaan-perbedaan tersebut menciptakan ketegangan hubungan antara anggota masyarakat .

Realitas tersebut harus diakui dengan sikap terbuka ,logis dan dewasa karena perbedaan harus kita anggap sebuah rahmat dimana kemajemukan dapat mengajarkan kita bersikap toleransi, kerja sama, dan berpikir dewasa, dan kemajemukan justru memperkaya bangsa indonesia. Jika keterbukaan dan kedewasaan sikap dikesampingkan besar kemungkinan tercipta masalah-masalah yang menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa. Seperti:

  1. Diharmonisasi adalah tdak adanya penyesuaian atas keragaman antara manusia dengan lingkungannya. Salah satu penyebab adalah paham globalisasi begitu memikat masyarakat dunia dengan tawarannya akan keseragaman global untuk majyu bersama dalam komunikasi gaya hidup manusia yang bebas dan harmonis dalam tatanan dunia, dengan mengesampingkan keunikan dan keberagaman manusia sebagai pelaku utamanya.
  2. Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau kelompok masyarakat tertentu akan memunculkan masalah yang lain, yaitu kesenjangan dalam berbagi bidang yang tentu saja tidak menguntungkan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
  3. Ekskluvisme,rasialis, bersumber dari superioritas diri, alasannya dapat bermacam-macam antara lain: keyakinaannya bahwa secara kodrati ras/sukunya kelompoknya lebih tinggi dari ras/suku/kelompok lain.

Ada beberapa hal untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh pengaruh negatif dari keragaman, yaitu:
1. Semangat religius
2. Semangat nasionalisme
3. Semangat pluralisme
4. Semangat humanisme
5. Dialog antar umat beragama
6. Membangun suatu pola komunikasi untuk interraksi maupun konfigurasi hubungan antar agama, media massa dan harmonisasi dunia.

Keterbukaan, kedewasaan sikap, pemikiran global yang bersikap inklusif serta kesadaran kebersamaan dalam mengarngi sejarah, merupakan modal yang sangat menentukan bagi terwujudnya sebuah bangsa yang bhineka tunggal ika. Menyatu dalam keragaman, dan beragam dalam kesatuan. Segala bentuk kesenjangan didekatkan segala keaneka ragaman dipandang sebagai kekayaan bangsa, milik bersama. Sikap inilah yang perlu dikembangkan dalam pola pikir masyarakat untuk menuju indonesia menjadi sebuah komunitas sosial yang besar diantara negara-negara yang ada didunia.

Problematika lainnya yang timbul dan harus diwaspadai adalah adanya disintegrasi bangsa. Dari kajian yang dilakukan terhadap berbagai kasus disintegrasi bangsa dan bubarnya sebuah negara dapat disimpulkan adanya enam faktor utama yang secara gradual bisa menjadi penyebab utama proses itu, yaitu:

1. Kegagalan kepemimpinan

Integrasi bangsa adalah landasan bagi tegaknya sebuah negara modern.Keutuhan wilayah negara amat ditentukan oleh kemampuan para pemimpin dan masyarakat warga negara memelihara komitmen kebersamaan sebagai suatu bangsa.

Krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama

Krisis di sektor ini selalu merupakan sangat signifikan dalam mengawali lahirnya krisis yang lain (politik pemerintahan, hukum dan sosial)

2. Krisis politik

Krisis politik merupakan perpecahan elite di tingkat nasional sehingga menyulitkan lahirnya kebijakan utuh dan mengatasi krisis ekonomi. Krisis politik juga dapat dilihat dari absennya kepemimpinan politik yang mampu membangun solidaritas sosial untuk secara solid menghadapi krisis ekonomi .semua ini mengakibatkan kepemimpinan nasional semakin tidak efektif, maka kemampuan pemerintah dalam memberi pelayanan publik akan makin merosot.

3. Krisis sosial

Krisis sosial dimulai adanya disharmoni dan bermuara pada meletusnya konflik kekerasan diantara kelompok-kelompok masyarakat(suku,agama,ras)

4. Intervensi asing

Intervensi internasional yang bertujuan memecah belah seraya mengembil keuntungan dari perpecahan itu melalui dominasi pengaruhnya terhadap kebijakan politik dan ekonomi negara-negara baru pasca disintegrasi.Intervensi itu bergerak dari yang paling lunak hingga berupa provokasi terhadap kelompok-kelompok yang berkonflik.

Masyarakat sebagai sebuah kelompok sosial tidak selamanya hidup dalam kerukunan, ada beberapa konflik yang timbul dalam masyarakat yang memnyebabkan masyarakat sebagai kelompok sosial berubah kearah negatif.

Ada beberapa teori yang menunjukan penyebab konflik ditengah masyarakat antara lain:

  1. Teori hubungan masyarakat memiliki pandangan bahwa konflik yang sering muncul ditengah masyarakat disebabkan polarisasi yang terus terjadi, ketidakpercayaan dan permusuhan diantara kelompok yang berbeda, pebedaan bisa dilatarbelakangi SARA bahkan pilihan ideologi politiknya
  2. Teori identitas yang melihat bahwa konflik yang mengeras di masyarakat tidak lain disebabkan identitas yang terancam yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan masa lalu yang tidak terselesaikan.
  3. Teori kesalahpahaman antarbudaya, teori inimelihat konflik disebabkan ketidakcocokan dalam cara-cara berkomunikasi diantara budaya yang berbeda.
  4. Teori tranformasi yang memfokuskan pada penyebab terjadi konflik adalah ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai masalah sosial budaya dan ekonomi.

Realitas keragaman budaya bangsa ini tentu membawa konsekuensi munculnya persoalan gesekan antar budaya, yang mempengaruhi dinamika kehidupan masyarakat sebagai kelompok sosial, oleh sebab itu anda sebagai bagian dari manusia indonesia harus bersikap terbuka dalam melihat semua perbedaan dalam keragaman yang ada, menjunjung tinggi nila-nilai kesopanan dan menjadikan keragaman sebagai kekayaan bangsa, alat pengikat persatuan (integrating force) seluruh masyarakat dalam kebudayaan yang beranekaragam