Bacaan Surat Al Ikhlas dan Terjemahannya

Bacaan Surat Al Ikhlas Arab, Latin, dan Terjemahannya.

Surat Al Ikhlas merupakan surat kedua terakhir dari susunan surat dalam Al Quran. Surat ke-113 ini terdiri dari lima ayat dan diturunkan secara bersamaan dengan Surat An Nas. Oleh karena itu, kedua surat ini dinamakan الْمُعَوِّذَتَيْنِ Al-Mu’awwidzatain (dua pelindung).

Berikut ini Bacaan Surat Al Ikhlas secara lengkap dengan tulisan Arab, Latin dan Terjemahaanya.

ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Bismillahi rrahmani rrahim.

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ

Qul huwallāhu aḥad(un).

1. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dialah Allah Yang Maha Esa.

اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ

Allāhuṣ-ṣamad(u).

2. Allah tempat meminta segala sesuatu.

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ

Lam yalid wa lam yūlad.

3. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.

وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ

Wa lam yakul lahū kufuwan aḥad(un).

4. Serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.

Makna Terkandung Dalam Surat Al Ikhlas

Surah Al Ikhlas tidak hanya menceritakan tentang seluruh sifat-sifat Allah. Namun juga membahas secara spesifik sifat-sifat yang menunjukan bahwa Allah adalah satu-satunya yang Dzat berhak diakui sebagai Tuhan dan satu-satunya yang berhak untuk disembah oleh manusia.

Dinamakan juga surat ini dengan surat Al-Ikhlas karena murni berbicara tentang sifat-sifat Allah, tidak membicarakan tentang perintah dan larangan, tidak juga tentang janji dan ancaman (lihat Tafsir As-Sam’aani 6/303).

Seakan-akan surat ini menjelaskan tentang sifat-sifat yang merupakan syarat sebagai Tuhan. Diantaranya  :

(1) Tuhan itu harus Maha Esa

(2) Tuhan itu tidak butuh kepada siapapun dan sebaliknya semuanya pasti membutuhkan Tuhan,

(3) Tuhan itu tidak boleh dilahirkan dan tidak pula melahirkan.

(4) Tuhan itu tidak ada yang boleh sama atau setara denganNya.

Keempat syarat di atas ini jika kita terapkan kepada “yang dianggap” sebagai tuhan-tuhan oleh agama-agama yang lain maka tidak akan terpenuhi. Karena empat syarat ini hanya melekat pada Allah Tuhan semesta alam.

Telah dijelaskan pula bahwa surat Al-Ikhlas adalah surat yang sangat sering dibaca oleh Nabi Muhammad. Rasullulah juga menganjurkan ummatnya untuk sering-sering membaca Surah Al Ikhlas. Bahkan seluruh tempat dimana disana dianjurkan membaca surat Al-Kafirun maka dianjurkan pula membaca surat Al-Ikhlas.

Seperti dianjurkannya membaca Al-Ikhlas bersama surat Al-Kafirun ketika melaksanakan shalat sunnah dua rakaat sebelum shalat Shubuh, dua rakaat setelah shalat Maghrib, pada shalat Witir, dua rakaat setelah thawaf dan ketika seseorang hendak tidur.

Bahkan tidak hanya itu, dalam beberapa hadis disebutkan bahwa keutamaan membaca Surat Al Ikhlas adalah sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an.

Dari Abi Sa’id al-Khudri, bahwasanya ada orang mendengar seseorang membaca “qul huwallahu Ahad”, dan diulang-ulang. Pada keesokan harinya, ia mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan melaporkannya, seakan ia menganggap remeh. Maka Rasulullah bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, ia sebanding dengan sepertiga Al-Qur`an”. (HR Bukhari, no. 5013)

Dan dalam hadits yang lainnya, Dari Abi Sa’id, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada para sahabatnya, ‘Apakah salah seorang dari kalian tidak mampu untuk membaca sepertiga Al-Qur`an dalam satu malam?’ maka hal ini memberatkan mereka, dan (mereka) bertanya: ‘Siapakah di antara kami yang mampu, wahai Rasulullah?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda: “Allahul-wahidus shamad adalah sepertiga Al-Qur`an”. (HR Bukhari no. 5015)

Para ulama menjelaskan maksud dari sepertiga Al-Quran. Bukan berarti jika ada orang yang membaca Al-Ikhlas tiga kali berarti telah membaca satu Al-Quran. Tetapi karena Al-Quran mengandung tiga perkara sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Al-Qurthubi (Tafsir al-Qurthubi 20/247 dan 1/111).

Pertama, masalah-masalah hukum; Kedua, janji dan ancaman (Surga dan Neraka); Ketiga, tentang nama-nama dan Sifat-sifat Allah. Dan Al-Ikhlas seluruhnya adalah berisi tentang sifat-sifat Allah, sehingga orang yang membaca seluruhnya maka seakan-akan dia sudah membaca sepertiga bagian dari Al-Quran.

Sebagian ulama yang lain sedikit berbeda dalam daftar tiga kandungan tersebut apa saja. Mereka mengatakan tiga kandungan tersebut adalah; Pertama, masalah-masalah hukum; Kedua, tentang khabar-khabar (kisah-kisah); Ketiga, tentang aqidah/tauhid (lihat Fathul Baari 9/61, Tafsir Ibnu Rojab al-Hanbali 2/660, dan Majmuu’ Fataawa Ibn Taimiyyah 9/306). Dan Al-Ikhlas seluruhnya berisi tentang aqidah, sehingga orang yang membaca seluruhnya maka seakan-akan dia sudah membaca sepertiga bagian dari Al-Quran.

Sehingga yang dimaksudkan dengan senilai dengan sepertiga Al-Quran adalah dari sisi kandungannya, bukan berarti orang yang membaca Al-Ikhlas sebanyak tiga kali maka dia telah membaca Al-Quran seluruhnya. Atau orang yang membaca Al-Ikhlas sekali maka dia telah membaca 10 juz dari Al-Quran, bukan demikian.

Kalau ada seseorang ketika sholat lantas membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 3 kali tanpa membaca surat Al-Fatihah, tentu sholatnya tidak sah. Karena tidak seorangpun yang berkata bahwa ia telah membaca surat Al-Ikhlash 3 kali berarti seperti membaca al-Qur’an seluruhnya berarti sudah membaca al-Fatihah (lihat Tafsir Juz ‘Amma, al-Utsaimin hal 351)

Ini semua menujukan bahwa pembahasan tauhid adalah perkara yang sangat penting dan agung. Lihatlah surat Al-Ikhlash menjadi begitu bernilai karena pembahasannya murni tentang tauhid. Dan ini sama halnya dengan ayatul kursiy yang menjadi ayat teragung karena isinya murni tentang sifat-sifat Allah (lihat Tafsir al-Qurthubi 1/111)

Itulah makna dari QS. Al Ikhlas ayat 1-4. Semoga Bacaan Surat Al Ikhlas Arab, Latin, dan Terjemahannya ini bermanfaat bagi kita semua. Aamin.